Rabu, 05 Desember 2012

Membedah ilmu nutrisi

Ilmu nutrisi pakan memiliki peran yang sangat besar dalam kemajuan industri pakan. Betapa pun tidak, formula pakan yang dirancang oleh sang nutritionist menjadi modal utama dalam mendapatkan income sehingga perusahaan dapat berjalan sesuai fungsinya.

Mendalami ilmu nutrisi pakan membutuhkan kesungguhan dan pengetahuan informasi global yang luas. Untuk menjadi seorang nutrisionist yang handal, seseorang tidak hanya cukup untuk duduk di depan layar monitor, namun tindak lanjut pengamatan terhadap ternak yang diberi pakan yang telah disusun harus dikaji ulang. Dalam hal ini, pengalaman seorang nutrisionist dalam menyusun pakan menjadi modal utama. Menjadi nutrisionist pakan harus jeli dan cerdas dalam menentukan bahan-bahan baku yang digunakan, mengingat ketersediaan, kualitas dan harga bahan baku menjadi faktor pembatas dalam menyusun pakan. 

Perkembangan pesat terhadap metode formulasi ransum ditambah sangat banyaknya riset-riset yang dilakukan menjadikan profesi kemampuan menyusun pakan berkredibilitas tinggi. Dahulu metode penyusunan ransum menggunakan metode pearson square yang sangat sederhana yang ketelitiannya terbatas pada pemenuhan 2-3 jenis nutrien. Saat ini, metode penyusunan pakan sudah mencapai tahap perhitungan kebutuhan tercerna bahkan sudah memperhitungkan aspek zat aktif di dalam pakan. Jumlah nutrien yang diperhitungkan dapat melebihi 100 jenis nutrien dalam satu formulasi. Saat ini para nutrisionist mengandalkan software-software formulator dalam memformulasikan pakan

Software-software yang biasa digunakan di kalangan industri yaitu Brill, Feedlive, Winfeed, Feedsoft, dan masih banyak lagi. Fakultas Peternakan IPB khususnya jurusan ilmu nutrisi dan teknologi pakan sudah mulai mengenalkan matakuliah formulasi pakan dengan menggunakan software Brill, winfeed, linnear programming serta Ms. Excel. Untuk kelas strata 1 matakuliah yang diajarkan masih seputar kebutuhan nutrien secara umum pada hewan ternak. Untuk lebih memperdalam lagi dapat melanjutkan di strata 2.

Untuk mengatasi persaingan global yang semakin ketat, nutrisionist harus memiliki kemampuan dalam menganalisis kebutuhan nutrient hingga zat aktif. Sistem informasi berbasis sumber bahan baku lokal menjadi hal yang dapat mengimbangi substitusi pakan impor. Data sumber pakan lokal yang lengkap menjadi pertimbangan nutrisionist  terhadap ketelitian proses berlangsungnya formulasi pakan. Saat ini FAO baru  merilis website baru terkait sistem informasi bahan baku pakan (www.feedipedia.org). Sistem informasi kandungan nutrien bahan baku dapat diperoleh juga pada publikasi nutrient research council (NRC) Amerika. Ilmuan Indonesia masih sangat sedikit dalam mengkaji kebutuhan nutrien untuk ternak dan masih mengacu pada kebutuhan nutrien di lingkungan subtropis. Pembangunan sistem informasi pakan serta sistem informasi kebutuhan nutrien ternak merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam mendukung baik itu industri pakan maupun peternakan Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar